(A few questions, if you don't mind; (1) could you explain 'pernah' to me? I've learned that it means 'ever' in English, but it seems that it takes on other meanings, sometimes related ones, like 'once,' for example, but I've also seen it translated as never. Is it only 'never' if preceded by 'tidak?' (2) I wanted to say 'that internet connection problem'; did I place 'itu' in the proper position, or should it have preceded 'masalah,' since 'masalah di koneksi internet' is sort of one phrase and thus needs to be treated as one unit? (3) Did I use 'bahwa' correctly, or should I have used 'yang?' Terima kasih!)
(1) Pernah means 'ever' or sort of 'used to' in English, e.g.
Saya pernah belajar bahasa Inggris di Amerika = I used to learn English in USA.
Dia pernah bekerja di kedutaan China = He used to work in Chinese Embassy.
If it is preceded by 'tidak', it means 'never', e.g:
Saya tidak pernah belajar bahasa Inggris di Amerika = I never studied English in USA.
Guru saya tidak pernah memukul murid = My teacher never hit students.
If you say 'tidak akan pernah', it means 'will never', e.g.:
Saya tidak akan pernah bohong ke kamu = I will never lie to you.
Saya tidak akan pernah datang ke rumahmu lagi = I will never come to your house again.
(2) In this phrase, we usually put 'itu/ini' at the end of the phrase, so it becomes: "masalah di koneksi internet itu".
(3) Yes, you used 'bahwa' correctly.
Terima kasih untuk kebaikan. Sayangnya ekonomi Eropa dan Amerika sudah sebagian merusakkan dengan orang-orang serakah, tetapi dalam beberapa tahun itu akan memperbaiki membaik (saya berharap!). Saya tidak berbicara atas nama Eropa, tetapi di Amerika, kami perlu perubahan. Kekayaan disparitas di Amerika kira-kira sama dengan di Cina, Mozambik, dan Venezuela, meskipun ekonomi kami sangat besar sekali dan 'lebih bebas.' Sebenarnya kekayaan disparitas di Indonesia lebih baik daripada Amerika! Kami tidak punya cukup perhatian untuk lain orang-orang. Semua 'aku, aku, aku.'
Maaf untuk melepaskan. Saya kritikal untuk negara saya, tetapi masih suka itu.
Ya, semua negara memang punya masalah masing-masing, dan semoga juga suara agen perubahan internal di negara tersebut (baca: rakyatnya), seperti kamu juga bisa didengar pemerintah. Saya cuma bisa mendoakan yang terbaik buat kamu dan semua rakyat Amerika yang kritis terhadap pemerintah, semoga usaha kalian mendapatkan hasil ya.
Kamu akan pindah dari Indonesia ke Singapura kalau dipromosikan?
(That sentence was difficult for me to figure out how to write; I wanted to say "Would you move to Singapore from Indonesia if promoted?")
You wrote it correctly
Mungkin tidak dalam waktu dekat ini, karena sebenarnya basis terbesar Wilmar International itu ada di Indonesia, Cina, India, dan Malaysia. Jadi kalaupun dipromosikan, mungkin ditempatkan di wilayah Indonesia juga.
Terima kasih, saya itu menghargai! Juga, apa yang menarik kamu tentang Hindi? Saya sudah belajar Sanskerta sedikit yang lalu. Kadang-kadang saya melihat kosa bahasa Indonesia yang dipinjam dari bahasa Sanskerta.
Saya dari dulu memang sudah suka dengan budaya India, jadi beberapa tahun yang lalu waktu saya punya kesempatan belajar bahasa Hindi, ya saya ambil saja. Hitung-hitung menyalurkan hobi hehehe... Saya belajar Hindi karena saya pikir bahasa Hindi lebih banyak dimengerti oleh orang India, selain bahasa Inggris tentunya
Benar, bahasa Indonesia mengambil banyak sekali kosakata dari bahasa Sansekerta karena hal ini juga berhubungan dengan sejarah jaman dulu. Kalau saya tidak salah, kata serapan Sansekerta di bahasa Indonesia mencapai hampir 30%.
OK, semoga apa yang saya tulis bisa dimengerti ya.....
Tetap semangat belajarnya!!